Minggu, 29 Maret 2015

Motivasi Dalam Belajar

Motivasi Dalam Belajar



Dalam dunia pendidikan, terutama dlm kegiatan belajar, seperti yg telah abdi bahas dalam tulisan terdahulu, bahwa kelangsungan & keberhasilan proses belajar mengajar bukan hanya dipengaruhi oleh faktor intelektual saja, melainkan jg oleh faktor-faktor nonintelektual lain yg tidak kalah penting dalam menentukan hasil belajar seseorang, salah satunya adalah kemampuan seseorang siswa untuk memotivasi dirinya. Mengutip tanggapan Daniel Goleman (2004: 44), kecerdasan intelektual (IQ) cuma menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% merupakan sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya merupakan kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama.

Motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab adanya motivasi mendorong semangat belajar & sebaliknya kurang adanya motivasi akan melemahkan semangat belajar. Motivasi merupakan syarat mutlak dlm belajar; seorang siswa yg belajar tanpa motivasi (atau kurang motivasi) gak akan berhasil dengan maksimal.

Motivasi memegang peranan yg amat penting dlm belajar, Maslow (1945) dgn teori kebutuhannya, menggambarkan hubungan hirarkhis serta beragam kebutuhan, di ranah kebutuhan pertama ialah dasar utk timbul kebutuhan berikutnya. Jika kebutuhan pertama sudah terpuaskan, barulah manusia mulai ada keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang selanjutnya. Pada kondisi tertentu akan timbul kebutuhan yg tumpang tindih, contohnya ialah org kepingin makan bukan karena lapar tapi karena ada kebutuhan lain yg mendorongnya. Jika suatu kebutuhan telah terpenuhi atau perpuaskan, itu gak berarti bahwa kebutuhan tesebut ngga akn muncul lagi untuk selamanya, tetapi kepuasan itu hanya untuk sementara waktu saja. Manusia yg dikuasai oleh kebutuhan yang tidak terpuaskan akan termotivasi untuk melakukan kegiatan guna memuaskan kebutuhan itu (Maslow, 1954).
http://modernlivingroom.org/decoration/living-room-wall-decor/

Dalam implikasinya pada dunia belajar, siswa atau pelajar yg lapar tak akan termotivasi secara penuh dalam belajar. Setelah kebutuhan yg bersifat fisik terpenuhi, maka meningkat pada kebutuhan tingkat berikutnya merupakan rasa aman. Sebagai contoh ialah seorang siswa yg merasa terancam atau dikucilkan baik oleh siswa lain mapun gurunya, maka ia ngga akan termotivasi dgn baik dlm belajar. Ada kebutuhan yg disebut harga diri, yaitu kebutuhan utk merasa dipentingkan dan dihargai. Seseorang siswa yg sudah terpenuhi kebutuhan biaya dirinya, maka dia akan yakin diri, merasa berharga, marasa kuat, merasa mampu/bisa, merasa berguna dalam didupnya. Kebutuhan yang paling utama atau tertinggi yaitu bila seluruh kebutuhan secara individu terpenuhi maka akan merasa bebas untuk menampilkan seluruh potensinya secara penuh. Dasarnya untuk mengaktualisasikan sendiri meliputi kebutuhan menjadi tahu, mengerti utk memuaskan aspek-aspek kognitif yg paling mendasar.

Guru sebagai seorang pendidik harus tahu apa yang diinginkan oleh para sisiwanya. Seperti kebutuhan untuk berprestasi, lantaran setiap siswa mempunyai kebutuhan untuk berprestasi yg berbeda satu sama lainnya. Tak sedikit siswa yg mempunyai motivasi berprestasi yang rendah, mereka cenderung takut gagal serta tidak ingin menanggung resiko dlm mencapai prestasi belajar yang tinggi. Meskipun banyak jg siswa yg mempunyai motivasi untuk berprestasi yg tinggi. Siswa mempunyai motivasi berprestasi tinggi kalau keinginan untuk sukses benar-benar berasal dari dlm diri sendiri. Siswa akn bekerja keras baik dalam diri sendiri maupun dalam bersaing dengan siswa lain.

Siswa yg datang ke sekolah memiliki beragam pemahaman tentang dirinya sendiri secara keseluruhan serta pemahaman tentang kemampuan mereka sendiri khususnya. Mereka memiliki gambaran tertentu tentang dirinya sebagai manusia dan tentang kemampuan dalam menghadapi lingkungan. Ini adalah cap atau label yang dimiliki siswa tentang dirinya & kemungkinannya gak dapat dilihat oleh guru namun sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Gambaran tersebut mulai terbentuk melalui interaksi dgn org lain, yaitu keluarga serta teman sebaya maupun org dewasa lainnya, dan hal ini mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah.

Berdasarkan pandangan di atas bisa diambil pengertian bahwa siswa datang ke sekolah dgn gambaran tentang dirinya yg telah terbentuk. Meskipun demikian adanya, guru tetap dapat mempengaruhi mapun membentuk gambarang siswa tentang dirinya itu, dengan tujuan agar tercapai gambarang tentang masing-masing siswa yang lebih positif. Apabila seorang guru suka mengkritik, mencela, atau bahkan merendahkan kemampuan siswa, maka siswa akan cenderung menilai diri mereka sebagai seorang yang ngga mampu berprestasi dlm belajar. Hal ini berlaku terutama bagi anak-anak TK atau SD yg masih sangat muda. Akibatnya minat belajar menjadi turun. Sebaliknya jika guru memberikan penhargaan, bersikap mendukung dlm menilai prestasi siswa, maka lebih besar kemungkinan siswa-siswa akn menilai dirinya sebagai org yang mampu berprestasi. Penghargaan untuk berprestasi adalah dorongan untuk memotivasi siswa untuk belajar. Dorongan intelektual ialah keinginan untuk mencapai suatu prestasi yg hebat, sedangkan dorongan utk mencapai kesuksesan termasuk kebutuhan emosional, yaitu kebutuhan utk berprestasi.

Mengutip opini Mc. Donald (Tabrani, 1992: 100), “motivation is energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction.” Motivasi ialah sesuatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yg ditandai dgn timbulnya afektif dan reaksi utk mencapai tujuan. Dari perumusan yg dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu: 1) motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dlm pribadi, 2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective arousal), 3) motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

Dari uraian di atas jelas kiranya bahwa motivasi bertalian erat dgn suatu tujuan. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motivasinya. Jadi motivasi tersebut sangat bermanfaat bagi tindakan atau perbuatan seseorang. Penjelasan mengenai fungsi-fungsi motivasi adalah:

1. Mendorong manusia untuk bertindak/berbuat. Motivasi berperan sebagai pengerak atau motor yang memberikan energi/kekuatan kepada seseorang untuk mengerjakan sesuatu.
2. Menentukan arah perbuatan. Yakni ke arah perwujudan tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh utk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yg hrs ditempuh.
3. Menyeleksi perbuatan. Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang hrs dilakukan, yg serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang gak bermanfaat bagi tujuan. (Ngalim Purwanto, 2002: 71)

Jenis-jenis motivasi
1. Motivasi intrinsik, yg timbul dari dalam diri individu, misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperolah info serta pengertian, mengembangkan sikap utk berhasil, menyenangi kehidupan, keinginan diterima oleh org lain.
2. Motivasi ekstrinsik, yg timbul akibat adanya pengaruh dari luar individu. Sperti hadiah, pujian, ajakan, suruhan, atau paksaan dari org lain sehingga dengan keadaan demikian orang ingin melakukan sesuatu. (Tabrani, 1992: 120)

Lalu bagaimanakan cara untuk meningkatkan motivasi siswa agar mereka mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, khususnya bagi mereka yg memiliki motivasi rendah dalam berprestasi. Ada beberapa strategi yg dpt digunakan oleh guru utk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik. Pada permulaan belajar mengajar hendaknya seorang guru memaparkan mengenai Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang akn dicapai siswa. Tak cukup hingga di situ saja, tetapi guru jg dpt memberikan penjelasan tentang pentingnya ilmu yg akan sangat bermanfaat bagi masa depan seseorang, baik dengan norma agama maupun sosial. Makin jelas tujuan, maka makin besar pula motivasi dlm belajar.

2. Hadiah. Berikan hadian utk siswa-siwa yg berprestasi. Hal ini akn sangat memacu siswa untuk lebih giat dalam berprestasi, & bagi siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk mengejar atau bahkan mengungguli siswa yg telah berprestasi. Parsel di sini ngga perlu mesti yang besar & mahal, tapi dapat menimbulkan rasa senag pada murid, sebab merasa dihargai karena prestasinya. Kecuali pada setiap akhir semester, guru bisa memberikan parsel yg lebih istimewa (seperti buku bacaan) bagi siswa ranking 1-3.

3. Saingan/kompetisi. Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

4. Pujian. Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi utk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. Dpt dimulai dari hal yg paling kecil seperti, “beri tepuk tangan bagi si Budi…”, “kerja yang bagus…”, “wah itu lw bisa…”.

5. Hukuman. Hukuman diberikan kepada siswa yg berbuat kesalahan ketika proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa itu kepingin merubah diri & berusaha memacu motivasi belajarnya. Hukuman di sini hendaknya yang mendidik, seperti menghafal, mengerjakan soal, ataupun membuat rangkuaman. Hendaknya jangan yg bersifat fisik, seperti menyapu kelas, berdiri di depan kelas, atau lari memutari halaman sekolah. Karna ini jelas akn menganggu psikis siswa.

6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik utk belajar. Strateginya merupakan dgn memberikan perhatian maksimal ke peserta didik, khususnya bagi mereka yang secara prestasi tertinggal oleh siswa lainnya. Di sini guru dituntut untuk dapat lebih jeli terhadap kondisi anak didiknya. Ingat ini bukan hanya tugas guru bimbingan konseling (BK) saja, tapi merupakan kewajiban setiap guru, sebagai orang yang telah dipercaya org tua siswa utk mendidik anak mereka.

7. Membentuk kebiasaan belajar yg baik. Ajarkan kepada siswa cara belajar yg baik, entah itu ketika siswa belajar sendiri maupun secara kelompok. Dgn cara ini siswa diharapkan untuk lebih termotivasi dlm mengulan-ulang pelajaran ataupun menambah pemahaman dgn buku-buku yang mendukung.

8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok. Ini dpt dilakukan seperti pada nomor 6.

9. Menggunakan metode yang bervariasi. Guru hendaknya memilih metode belajar yang tepat dan berfariasi, yang dpt membangkitkan semangat siswa, yg tdk membuat siswa merasa jenuh, & yg ngga kalah penting adalah dapat menampung semua kepentingan siswa. Sperti Cooperative Learning, Contectual Teaching & Learning (CTL), Quantum Teaching, PAKEM, mapun yg lainnya. Lantaran siswa memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda satu sama lainnya. Ada siswa yang hanya butuh 5 menit untuk memahami suatu materi, tapi ada siswa yang membutuhkan 25 menit baru ia bisa mencerna materi. Tersebut contoh mudahnya. Semakin banyak metode mengajar yang dikuasai oleh seorang guru, maka ia akn semakin berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa.

10. Menggunakan media yg baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Baik itu media visual maupun audio visual.

Perilaku Agresif Remaja Living Room Wall Decor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar